Saran Tim COVID MUI: Tempat Ibadah Tetap Buka, Arus Perjalanan Ditutup

28/06/2021 9:46 -  Admin   
Saran Tim COVID MUI: Tempat Ibadah Tetap Buka, Arus Perjalanan Ditutup
Foto: detikinet

Aturan penutupan tempat ibadah di DKI Jakarta diberlakukan selama PPKM mikro. Ketua Tim Peduli COVID-19 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ikhsan Abdullah mengatakan tempat ibadah harus tetap buka karena bisa menjadi tempat penyuluhan memutus mata rantai COVID-19.

“Kemarin ada isu supaya tutup tempat-tempat ibadah. Saya kira ini kurang tepat. Justru di sana tempat berkumpulnya masyarakat, harusnya dijadikan sentra bagi penyuluhan, edukasi, pendidikan untuk memutus rantai COVID-19. Sekarang ini kita nggak mungkin ‘tok’ dengan nasihat dan segala macam. Karena masyarakat sudah lama jenuh. Sekarang waktunya kita melakukan pendekatan kepada Tuhan, tobat, minta ampun,” ujar Ikhsan dalam diskusi virtual seperti disiarkan oleh Smart FM, Sabtu (26/6/2021).

Ikhsan menyarankan pemerintah menyediakan alat pelindung diri (APD) hingga memperketat protokol kesehatan di tempat ibadah ketimbang menutupnya. Menurutnya, menutup tempat ibadah bukanlah langkah bijaksana.

“Di tempat-tempat ibadah diberi sarana, misal APD, persediaan ada hand sanitizer, masker, dan lain-lain. Yang hadir di sana itu diperketat gunakan protokol kesehatan. Sehingga di sana pun dilakukan sosialisasi. Jadi jangan mudah ‘tutup saja’. Itu tidak bijaksana. Karena kita tidak tahu pandemi sampai kapan,” tuturnya.

“Kalau semua tempat ibadah ditutup, terus gimana? Kalau penanganan tidak maksimal, itu bahaya juga. Apalagi di zona merah. Jadi masyarakat harus bahu-membahu mengevaluasi,” sambung Ikhsan.

Lebih lanjut Ikhsan meminta pemerintah menutup akses keluar-masuk Indonesia selama 14 hari. Ikhsan menyebut Indonesia sudah dilabeli oleh dunia sebagai negara dengan tingkat penularan tertinggi setelah India.

“Dan sekarang terutama yang mengkhawatirkan, tutup saja arus orang masuk dan keluar, baik pelabuhan udara maupun laut. Empat belas hari apa sih maknanya ketimbang kita nggak landai-landai COVID-19-nya? Kita sudah mendapat cap tertinggi penularan COVID di dunia setelah India,” katanya.

Ikhsan khawatir label tersebut berdampak buruk bagi perekonomian dan wisata Indonesia. Dia juga menyinggung negara lain, seperti Arab Saudi, yang tidak kunjung membuka akses bagi warga Indonesia.

“Ini kan tidak baik buat ekonomi, wisata, mati semua nanti. Karena saya dengar Amerika sudah berikan travel warning untuk ke Indonesia. Saudi Arabia sampai sekarang belum buka akses warga Indonesia berkunjung ke sana untuk umroh,” imbuh Ikhsan.

Adhyasta Dirgantara – detikNews

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright 2023 by Lembaga Advokasi Halal
Developed by: azimat.my.id - web developer